Mengenai Saya

Foto saya
Hello, tueys is back. And now I'm. Not longer a high school student anymore. I'm a college girl at analyst campus. Thanks for following my blog

Kamis, 29 Desember 2011

Physics and Al- Qur'an


Al- Qur’an and Physics
A.   Gejala Fisis
1.     "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal". (Al Imran :190) 
2.    "Hanya kepada Allah lah tunduk/patuh segala apa yang ada dilangit dan di bumi baik atas kesadarannya sendiri ataupun karena terpaksa, (dan sujud pula) bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang" (ar Raad :15)
3.    " Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah diwaktu senja, dan dengan malam dan apa yang diselubunginya. Dan dengan bulan apabila jadi purnama, sesungguhnya kamu melalui tingkat-demi tingkat". (Al Insyiqaaq 16-19)
"Kepunyaan Allah lah segala apa yang dilangit dan dibumi, Sesungguhnya Allah, Dialah Maha kaya lagi Maha Terpuji. "(Luqman :26)

B.    Besaran Fisis
1.     " Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran". (Al Qamar: 49)
2.    " Dia telah menciptakan segala sesuatu dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya." (Al Furqan :2)


C.    Model dan Perumusan Fisika
1.     " Sesungguhnya telah Kami buatkan bagi manusia dalam Al Qur'an ini setiap macam perumpamaan supaya mereka dapat memetik pelajaran " (az Zumar :27)
D.   Dimensi dan Ruang
1.     "Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami disegenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Quran itu adalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup ( bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu ?" (Al Fushshilat :53)
E.    Dinamika
1.     "Tidak ada balasan kebaikan kecuali dengan kebaikan pula." (Ar Rahman: 60)
F.    Usaha dan Energi
1.     Usaha dan Energi
"Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdekatan … (ar Rad : 4)
G.   Impuls dan momentum
1.     " Dan Allah menciptakan langit dan bumi dengan tujuan yang benar dan agar dibalasi tiap-tiap diri terhadap apa yang dikerjakan, dan mereka tidak akan merugikan." (Al Jaatsiyah :22)
H.   Getaran
1.     "Dan sesungguhnya Kami telah mengulang-ulangi bagi manusia dalam al Qur'an ini bermacam-macam perumpamaan. Dan manusia adalah mahluk yang paling banyak membantah." (Al Kahfi :54)
I.    Gelombang
1.   " Dan diantara tanda -tanda kekuasaanNya ialah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmatNya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintahNya dan supaya kamu dapat mencari karuniaNya, mudah-mudahan kamu bersyukur." (Ar Ruum : 46)
J.   Elastisitas
1.   " Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca." (ar Rahman: 7)
K.    Fluida bergerak atau mengalir
1.   " Dan pada perkisaran angin terdapat pula tanda-tanda (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berakal. (Al Jaatsiyah : 5)
" Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) dari padanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaanNya bagi kaum yang berfikir." (Al Jaatsiyah : 13)
L.    Suhu dan Kalor
1.   "Dan Dia {menundukan pula) apa yang Dia ciptakan untuk kamu di bumi ini dengan berlain-lainnan macamnya, sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda kekuasaannya. (An Nahl :13)
M.  Besi
1.     "…Dan Kami turunkan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat bagi manusia ...." (Al Qur'an, 57:25)
N.   Penciptaan yang Berpasang-Pasangan
1.     "Maha Suci Tuhan yang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui." (Al Qur'an, 36:36)
O.   Relativitas Waktu
1.     "Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 22:47)
2.    "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu." (Al Qur'an, 32:5)
3.    "Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (Al Qur'an, 70:4)
4.    "Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'." (Al Qur'an, 23:122-114)





Kamis, 15 Desember 2011

makalh PKn budaya politik

makalah Pkn budaya politik partisipan


BUDAYA POLITIK PARTISIPAN
Makalah
Disusun sebagai Tugas pada Mata Pelajaran PKn yang Diampu oleh Bapak Idrus  Pasue,S.E







OLEH
PRATIWI SAFITRI MANASA





KEMENTERIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) MODEL
GORONTALO
2011
KATA PENGANTAR
            Ucapan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah PKn ini. Makalah ini disusun sebagai tugas untuk mata pelajaran PKn yang diampu oleh Bapak Idrus Pasue S.E. Makalah ini ditata sedemikian rupa agar mudah dimengerti oleh pembaca nantinya,bukan hanya dipahami oleh penulis karena makalah ini bukan hanya sebagai tugas, tetapi juga sebagai tambahan sumber materi.
            Mudah-mudahan makalah ini dapat dipergunakan untuk menambah refernsi buku pelajaran. Saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan guna perbaikan di masa datang sangatlah diharaapkan dari pembaca.
           
Gorontalo, September 2011


                                                                             Penulis

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.....................................................................................            i
KATA PENGANTAR...................................................................................           ii
DAFTAR ISI.................................................................................................          iii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................         1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................
1.2. Rumusan Masalah......................................................................................
    2.1 Definisi dari Budaya Politik...................................................................
    2.2 Konsekuensi dari Budaya Politik...........................................................
    2.3 Bagaimanakah Aktivitas Partai Politik...................................................
1.3. Tujuan........................................................................................................
1.4. Manfaat.....................................................................................................
BAB II.PEMBAHASAN BUDAYA POLITIK PARTISIPAN.                           2
1..1 Pengertian Umum Budaya Politik.............................................................
1.2. Pengertian Budaya Politik.........................................................................
1.3. Pengertian Budaya Politk secara Etimologi..............................................
1.4. Aktivitas Partai Politik..............................................................................
           4.1. Perekrutan Anggota Partai Politik..................................................         5
      4.2. Konsekuensi dari Sikap Politik............................................................
BAB III SIMPULAN DAN SARAN.............................................................         6
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................         7
  

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.latar Belakang
            Budaya politik partisipan yang berkembang di indonesia, apakah termasuk budaya politik partisipan murni,karena dalam penerapannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara terdapat beberapa individu bahkan sekelompok masyarakat yang malah memuilih budaya politik parokial dalam menjalani kehidupan sebagai warga negara.
            Indonesia sama seperti negara-negara yang menganut paham demokrasi lainnya,mempunyai partai-partai politik lalu bagaimanakah cara perekrutan para anggotanya, setiap sikap politik yang diambil individu atau sekelompok masyarakat pasti memiliki konsekuensi.

1.2. Rumusan Masalah
       Berikut ini adalah rumusan permasalahan dari penulisan makalah ini
            2.1 Definisi dari Budaya Politik
            2.2 Konsekuensi dari Budaya Politik
2.3 Bagaimanakah Aktivitas Partai Politik?

1.3. Tujuan
            Adapun tujuan penulisan makalah ini diantaranya:
1.      Mengetahui penjelasan tentang pengertian budaya politik partisipan.
2.      Mengidentifikasi konsekuensi dari budaya politik.
3.      Mengetahui aktivitas partai politik dan cara perekrutan anggota partai politik.

1.4. Manfaat
            Menambah sumber khasanah ilmu pengetahuan rentang budya plitik partisipan dan menambah referensi materi budaya politik.

BAB II
BUDAYA POLITIK PARTISIPAN

1.1. Pengertian Umum Budaya Politik
       Budaya politik merupakan sistem dan nilai keyakinan yang dimiliki masyarakat. Akan tetapi, setiap unsur budaya masyarakat berbeda dengan para elitenya. Masyarakat senantiasa mengidentifikasi diri mereka dengan simbol-simbol dam lembaga kenegaraan berdasarkan orientasi yang mereka miliki.
        Budaya politik biasanya berpusat pada imajinasi (pikiran dan perasaan) perseorangan, yang merupakan dasar semua tingkah laku politik masyarakat. Sementara sistem nilai yang hidup di tengah-tengah masyarakat merupakan komponen penting bagi pembentukannya yang merupakan refleksi terhadap orientasi, sikap dan perilaku politik masyarakat dalam merespons setiap objek dan proses politik yang sedang berjalan.
          Para ilmuwan politik yang sangat berperanan dalam mengembangkan teori kebudayaan politik, seperti Gabriel Almond, Sidney Verba dan Lucian W.Pye, hampir setengah abad yang lampau telah merintis sebuah riset tentang keterkaitan antara budaya dan politik. Mereka menyatakan bahwa setiap proses politik senantiasa terjadi dalam lingkup budaya. Artinya, dalam jangka waktu tertentu akan selalu terjadi proses dialektika antara kehidupan politik di satu pihak dengan sistem nilai budaya masyarakat di pihak lain.
           Budaya politik sendiri merupakan cerminan sikap khas warga negara terhadap sistem politik dan aneka ragam bagiannya, serta sikap terhadap peranan warga negara di dalam sistem politik itu. Oleh karena itu, ia tidak lain dari orientasi psikologis terhadap objek sosial, dalam hal ini sistem politik yang kemudian mengalami proses internalisasi ke dalam bentuk orientasi yang bersifat kognitif (pemahaman dan keyakinan), afektif (ikatan emosional/perasaan) dan evaluatif (penilaian).
          Budaya politik juga merupakan rangkaian kepercayaan, kebiasaan dan perilaku yang berkaitan dengan kehidupan politik. Ia pada hakikatnya merupakan lingkungan psikologis tempat kegiatan-kegiatan politik berlangsung yang memberikan rasionalisasi untuk menolak atau menerima sejumlah milai dan norma lainnya. Dalam derajat yang tertinggi, budaya politik umumnya akan dapat membentuk aspirasi, obsesi, preferensi dan prioritas tertentu dalam menghadapi tantangan yang diakibatkan oleh perubahan politik. Dengan sikap dan orientasi seperti itu, disertai dengan adanya determinan nilai-nilai keunggulan lokal (local genius) maka akan dapat dijumpai berbagai tipe budaya politik lokal yang berbeda-beda di berbagai daerah.
           Menurut Gabriel Almond dan Sidney Verba (Sri Jutmini Winarno,2007:4) ”budaya politik mengacu pada sikap orientasi yang khas warga negara terhadap sistem politik dn bagian-bagian lainnya dan sikap terhadap peranan warga negara dalam sistem itu. Apabila diikuti terminologi Almond dan Verba, maka dalam kehidupan masyarakat dapat dijumpai setidaknya tiga tipe budaya politik, yaitu masyarakat dengan budaya parokial, kawula, dan partisipan.
Dalam penulisan makalah ini khusus mengangkat tentang budaya politik partisipan saja. Ini didasarkan kepada kesesuaian dengan sistem politik kita yang demokrasi. Masyarakat yang sangat dominan memiliki kompetensi politik yang tinggi, di mana warga masyarakat mampu memberikan evaluasi terhadap proses politik yang sedang berjalan, akan membentuk sebuah budaya politik yang partisipan. Masyarakat sudah mulai melibatkan diri secara intensif dalam berbagai kegiatan politik. Mereka bisa merupakan anggota aktif ormas atau parpol, atau anggota masyarakat biasa yang dapat menilai dengan penuh kesadaran baik sistem politik sebagai totalitas, masukan atau keluaran kebijakan pemerintah, maupun posisi dirinya sendiri dalam berpolitik.
Dalam studi yang dilakukan oleh Almond dan Verba ditemukan bahwa negara-negara yang mempunyai budaya politik yang sudah matang akan menopang demokrasi yang stabil. Sebaliknya, negara-negara yang memiliki derajat budaya politik yang belum matang tidak mendukung terwujudnya demokrasi yang stabil. Kematangan budaya politik tersebut ditunjukkan dengan peluang yang diberikan oleh negara kepada masyarakat untuk mandiri, sehingga memiliki tingkat kompetensi yang tinggi.
Demokratisasi dan budaya politik demokratis hanya bisa diciptakan setelah melalui proses sosialisasi politik. Proses ini mewariskan berbagai nilai politik dari satu generasi ke generasi berikutnya, lewat berbagai agen, seperti keluarga, teman sepergaulan, sekolah/perguruan tinggi, dan media massa yang menghasilkan individu mandiri.

1.2. Pengertian Budaya politik secara Etimologi
Budaya politik bersal dari dua kata, yaitu budaya dan politik. Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddhayah, merupakan jamak dari buddhi, yang berarti akal budi. Adapun kata politik berasal dari bahasa Yunani, yaitu dari kata polis yang berarti kota atau negara kota. Politik mengandung pengertian adanya hubungan khusus antara manusia yang hidup bersama, yang menimbulkan adanya aturan, kewenangan dan kekuasaan.

1.3.Budaya politik Partisipan
Budaya politik partisipan yaitu budya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik,dan masyarakat yang bersangkutan sudah sangat maju baik sosial maupun ekonomi. Contoh budaya politik partisipan antara lain adalah peran serta masyarakat dalam dalam pengembangan budaya politik yang sesuai dengan tata nilai budaya bangsa indonesia. Dalam kehidupan nyata ini tidak ada satupun negar yang memiliki budaya politik partisipan murni,melinkan terdapat variasi campuran diantara tipe-tipe partisipan, parokial, atau subyek. Ketiganya menurut para ahli tervariasi kedalam tiga bentuk budaya politik yaitu:
a.       Budaya Politik Subyek-parokial
b.      Budya Politik  Subyek-Partisipan
c.       Budaya Politik Parokial-Partisipan
Budaya partisipan adalah budaya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik. Masyarakat dengan budaya politik partisipasi, memiliki orientasi yang secara eksplisit ditujukan kepada sistem secara keseluruhan, bahkan terhadap struktur, proses politik dan administratif. Tegasnya terhadap input maupun output dari sistem politik itu. Dalam budaya politik itu seseorang atau orang lain dianggap sebagai anggota aktif dalam kehidupan politik, masyarakat juga merealisasi dan mempergunakan hak-hak politiknya.
         Dengan demikian, masyarakat dalam budaya politik partsipan tidaklah menerima begitu saja keputusan politik. Hal itu karena masyarakat telah menyadari bahwa betapa kecilnya mereka dalam sistem politik, mereka tetap memiliki arti bagi berlangsungnya sistem itu dengan keadaan ini masyarakat memiliki kesadaran sebagai totalitas, masukan, keluaran dalam konstelasi sistem politk yang ada.
         Anggota-anggota masyaarakat partisipatif diarahkan pada peranan pribadi sebagai aktivitas masyarakat partisipatif diarahkan pada peranan pribadi sebagai aktivitas masyarakat,meskipun sebenarnya dimungkinkan mereka menolak atau menerima.
         Berikut ini adalah tipe-tipe budaya politik yang ideal:
-Individu dan masyarakatnya telah mempunyai perhatian, kesadaran, dan minat yang tinggi terhadap sstem politk pemerintah.
--individu dan  masyarakatnya mampu memainkan  peran politik baik dalam proses input (pemberian dukungan/tuntutan terhadap sistem daolitik) maupun dalam proses output (melaksanakan, menilai, dan mengkritik terhadap kebijakan dan keputusan politik pemerintah.

1.4. Aktivitas Partai Politik
         Aktivitas partai politik merupakan kegiatan politik dalam menyampaikan gagasan, menentukan kebijakan-kebijakan umum, penentuan wakil-wakil partai untuk legislatif atau berupaya agar cita-cita terwujud. Partai politik hanya sebagai wadah untuk menyalurkan aspirais melalui sistem politik yang telah disepakati.
4.1. Perekrutan anggota partai politik
            Dalam perekrutan anggota partai politik,pengurus partai politik melakukan kontak pribadi, pendekatan kader, menyamakan vis dan misi partai, bahkan pelatihan-pelatihan dasr atau singkat serta menanamkan solidaritas dan tanggung jawab.

4.1. Konsekuensi dari Sikap Politik
            Konsekuensi dari sikpa politik yang ditimbulkan dari sikap politik tersebut,bisa bermakna positif atau negatif, baik bagi individu maupun kelompok masyarakat. Bahkan kadang bermakna positif bagi individu tetapi bermakna negatif bagi masyarakat, atau sebaliknya.


BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
1.1. Simpulan
Budaya politk merupakan bagian dari masyarakat dengan ciri-ciri yang lebih khas. Budaya politik partisipan yaitu budaya dimana masyarakat sangat aktif dalam kehidupan politik, dan masyarakat yang bersangkutan sudah relatif maju baik sosial maupun ekonomi.
Setiap budaya politik yang kita ambil baik sebagai individu maupun masyarakat mempunyai konsekuensi tersendiri.
Partai politk sendiri adalah sarana untuk kita berpartisipasi dalam politik,jadi partai politik adalah alat untuk mengikuti budaya politik sebagai warga negara.

1.2. Saran
       Budaya politk partisiap ntidak mutlak menjadi pilihan kita dalam berbangsa dan bernegara, tetapi hendaknya kita memilih budaya politik partisiapan sebagai budaya politik yang kita ambil,karena memangkewajiban kita sebagai warga negara untuk ikut serta dalam aktifitas politk, misalnya pemilu baik sebagai pemilih maupun yang dipilih.












DAFTAR PUSTAKA
Budaya politik.http://mkieschool.com, diunduh tanggal 28 september 2011
Rocmadi, Nur Wahyu.2006. kewarganegaraan 2. Jakarta: Yudhistira.